Ditulis saat sesudah selesai agenda pribadi ngchas ruhiah... pagi hari pukul 6:59 Wib di kost.
saya katakan kawan, kita mengembangkan diri ibarat makan. apabila makan itu dengan makanan instant maka hasilnya perutpun menjadi instan dan banyak kandungan yang berpeluang banyak penyakit karena ada bahan pengawetnya. apablia kita makan dengan makanan yang kekenyangan maka efeknya ialah mudah terkantuk, hafalan hilang, susah mencari ilmu, sama halnya ketika kita mengembangkan diri dengan forsir diri yang berlebih tanpa memperhatikan hak nya tubuh, haknya org lain terhadap kita, hak nya masyarakat dll. apabila kita makan dengan makan yang sangat sedit maka tubuh ini akan kurus, sama hanya ketika kitra mengembangkan diri kita yang hanya mendapatkan makanan yang sedikit maka pengembangan yang kita dapatkan hanya sedikit saja.memang untuk pengaitan ini butuh sesuatu yang logis bahkan ekstrem agar seseorang bisa memahami pengembangan diri.
Terkadang kita lupa akibat liberalisasi dan modernisasi akhir2 ini, lupa hakekat kita akan penghambaan kita terhadap Alloh, lupa hakekatnya akan bekerja keras, lupa hakekatnya menjadi anak yang berbakti kedua orang tua, lupa hakekatnya akan senantiasa menjadi generasi yang pembaharu. banyak di antara kita memandang indah hidup dengan kacamata pengetahuan yang kecil : bermain2, bersenang2, shopping berlebihan, byk ngegame, kenakalan remaja karena butuh pengakuan di kelompokknya, menyontek yang mentradisi, korupsi, memakan hak nya org lain. semua itu memang boleh, tapi apakan kita tidak malu? malu kepada pencipta-Nya.
saya katakan dengan ini kita Harus Berubah, ketika kita ingin berubah namun bergantung kepada orang lain maka saya nyatakan perubahan anda gagal. perubahan yang mendasar dan berkarakter akan timbul dari latar belakang akan pemahaman berubah lebih baik dan didasar dengan niat yang baik. tanpa didasari latar belakang pemahaman kenapa kita berubah dan niat yang baik kita akan gagal dalam berubah, ibarat kita menaikkan layangan yang bagus tanpa didukung dengan angin maka layang2 itu takkan pernah naik meninggi.
Aktifkan Akal pikiran, Hati dan jiwa
-mengaktifkan akal
Umar bin Khathab berkata " ashlur rajuli aqluhu, wa hasabuhu diinuhu, wa maruu'atuhu khuluquhu = inti seorang disebut manusia adalah karena akalnya, kehormatannya terletak pada agamanya, sedangkan kewibawaaannya tergantung pada akhlaknya"
-menagktifkan hati dan jiwa
Abdullah bin mas'ud berkata" carilah hatimu dengan tiga keadaaan, saat mendengarkan Al-Quran, saat di majelis ilmu, saat menyendiri bermunajat kepada Alloh. jika tidak mendapatkan hatimu disana maka mohonlah kepda Alloh untuk memberikan hati untukmu, karena kamu tidak memiliki hati"
"Jangan Batasi dirimu dalam berkaya dan beraktifitas kawan, kalau kita membatasi diri maka kita akan mendapatkan itu terbatas dan pula sebaiknya jika kita melakukan sesuatu tak terbatas maka hasilnyapun banyak dan tak terbatas" Wallahu A'lam
semoga Bermanfaat..,
"Tatang Kukuh W."
tatang_kukuh@yahoo.com