Tentang Aku

ketika kita ingin memilih nilai 100 atau 70? maka kebanyakan orang berebut memilih nilai 100. namun kalau di kasih tau susahnya perjuangan mencapai 100, maka orang akan memilih dan puas cukup 70. hanya sedikit yang memilih 100 dengan konsekuensinya perjuangan beserta kesungguhan azzam (tekad) yang sempurna.

Perkenalkan..,Saya :

Foto saya
Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia
Kusampaikan bahwa rasa menggelora akan menjadikan diri kuat tanpa ada lelah bahkan raut wajah pucatpun tidak ada, kecuali hanya menggapai Ridho-nya. PIN BB : 7E61CA7A

Minggu, Januari 31, 2010

Menejemen dan mitigasi Gempa


Secara geografis Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana alam karena terletak di antara tiga lempeng aktif dunia. Pertemuan tiga lempeng tektonik di dunia yaitu: Lempeng Australia di selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian barat dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur, yang dapat menunjang terjadinya sejumlah bencana.

 Tidak hanya bencana tsunami, angin ribut, banjir dan juga kekeringan, semburan lumpur, tanah longsor, tetapi juga letusan gunung berapi atau gempa bumi aktif, mengancam jiwa masyarakat di seluruh pelosok negeri. Kesiapsiagaan semua pihak dalam mengantisipasi bencana alam sangat diperlukan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.
Di Pulau jawa, gempa besar terjadi belakangan ini tercatat adalah di daerah Istimewa Yogjakarta (DIY) pada pagi hari tanggal 27 mei 2006. DIY di guncang gempa salama 57 detik dengan kekuatan 5,9 skala richter. Adapun United States Geological Survay (USGS) yaitu lembaga negara amerika serikat yang mengurusi gempa melaporkan gempa DIY berkekuatan 6,2 pada scala Richter. Lebih dari 6.000 orang meninggal, dan tak kurang dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal. (techno konstruksi okt, Hal 8 ).
Gempa bumi merupakan gelombang yang dipancarkan dari suatu sumber elastik yang dilepaskan secara mendadak. energi elastik tersebut terakumulasi secara bertahap di lokasi sumber gempa dengan kecepatan yang tidak terlalu sama besarnya. Hingga saat ini belum ada ahli yang bisa menetapkan kapan terjadinya suatu gempa. (techno konstruksi bulan okt 09).
            Ilmuan mencoba meramalkan gempa lewat dua cara, pertama mempelajari sejarah gempa besar di daerah tertentu dan kedua memantau laju penumpukan energi di suatu lokasi. Namun, Lembaga Penelitian Geologi AS (United States Geological Study/ USGS) menilai metode ini tidak selalu akurat, gempa yang multiplikator adalah salah satu penghambatnya.
            Maka dengan mengacu pada dasar bencana alam khususnya gempa bumi yang tidak dapat diketahui kapan dan dimana terjadinya, oleh sebab itu perlu adanya menejemen dan mitigasi bencana guna mempersiapkan dan mengurangi dampak yang ditimbulkan dari bencana alam gempa tersebut


Oleh: Tatang Kukuh Wibawa
CP : Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dan HMS FT Universitas Sebelas Maret.(085640545586)
Email : Tatang_kukuh@yahoo.com,/ Tatangw.blogspot.com
.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar