Tentang Aku

ketika kita ingin memilih nilai 100 atau 70? maka kebanyakan orang berebut memilih nilai 100. namun kalau di kasih tau susahnya perjuangan mencapai 100, maka orang akan memilih dan puas cukup 70. hanya sedikit yang memilih 100 dengan konsekuensinya perjuangan beserta kesungguhan azzam (tekad) yang sempurna.

Perkenalkan..,Saya :

Foto saya
Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia
Kusampaikan bahwa rasa menggelora akan menjadikan diri kuat tanpa ada lelah bahkan raut wajah pucatpun tidak ada, kecuali hanya menggapai Ridho-nya. PIN BB : 7E61CA7A

Senin, November 14, 2011

Apa Pendapat Anda tentang Orang ASIA

Sejenak Mari Merenungi Apa yng terpampang di Bawah ini?? Sure?  Apa tindakan anda setelah ini untuk merubah pribadi saja, bukan ke orang lain?..OK


Kreatifitas menjadi kata kunci dalam hal ini karena kreatifitas yang dimiliki oleh orang Asia umumnya masih di bawah orang barat. Prof. Ng Aik Kwang dari Univ. of Queensland, dalam bukunya “Why Asians Are Less Creative Than Westerners” (2001) yang kontroversial tapi menjadi “best seller”, mengemukakan beberapa hal tentang bangsa-bangsa Asia:

1.      Bagi kebanyakan orang Asia ukuran sukses adalah banyaknya materi yang dimiliki. Passion (cinta terhadap sesuatu) kurang dihargai sehingga bidang kreativitas kalah populer dibanding profesi dokter dan sejenisnya, yang dianggap bisa cepat menjadikan seseorang untuk memiliki kekayaan banyak.

2.      Bagi orang Asia, banyaknya  kekayaan yang dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai cerita, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu. Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun di-tolerir.

3.      Bagi orang Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis “kunci jawaban” bukan pada  pengertian. Ujian Nasional, tes masuk Perguruan Tinggi, dll., semua berbasis hafalan. Pendidikan bukan diarahkan untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus2 tersebut.

4.      Karena berbasis hafalan, murid2 di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi “Jack of all trades, but master of none” (tahu sedikit sedikit ttg banyak hal tapi tidak menguasai apapun).

5.      Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia jadi juara dalam Olimpiade Fisika dan Matematika. Tapi hampir tidak pernah ada orang Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya, yang berbasis inovasi dan kreativitas.

6.      Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibatnya, sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil resiko, kurang dihargai.

7.      Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah.

8.      Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir peserta mengerumuni guru / narasumber untuk minta penjelasan tambahan

Semoga Bermanfaat......^^ KEEPFIGHT!!!!!!!!!!!  Takkan ada kata-kata lagi kecuali lakukan terbaik menurut bidang dan keahlianmu Sahabat



IMAJINATIF REKAYASA
"Tatang Kukuh W."
tatang_kukuh@yahoo.com
(Takkan akan pernah lelah seorang Pemuda itu untuk bermanfaat dan berprestasi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar