Tentang Aku

ketika kita ingin memilih nilai 100 atau 70? maka kebanyakan orang berebut memilih nilai 100. namun kalau di kasih tau susahnya perjuangan mencapai 100, maka orang akan memilih dan puas cukup 70. hanya sedikit yang memilih 100 dengan konsekuensinya perjuangan beserta kesungguhan azzam (tekad) yang sempurna.

Senin, Mei 30, 2011

Lari Lah kawan2 Bersama2 Sejauh2nya...

Di Tulis 30 Mei 2011 pukul 17.00-17.20 WIB Untuk Momotivasi Kawan2 Akademik di SIM UNS yang senantiasa menggelora Semangat dan perjuangannya di keilmiahan.



Larilah kawan.., larilah sejauh-jauhnya!, larilah dengan semangat membara!, larilah bersama2 dengan kekuatan penuh!, larilah dengan tenaga yang tak bersisa!, larilah mengejar kebersamaan dalam satu tujuan!.

Ketika hidumu berbaur rasa indah akan semangat dalam menempuh amanah, ketika hidupmu rindu dengan kemenangan dalam amanah, ketika senyummu menghiasi wajah2 Prestasi di kelembagaan. ketika dosenmu dengan bangga melihat nilai terbaikmu di kampus, ketika orang tua mu dengan senyum bangga melihat kmu dalam pelukan kemenangan dalam predikat Mahasiswa Prestasi. ketika kampus bangga Keberadaanmu di Kampus yang membawa pulang banyak kemenangan, ketika kekuatan penuh dan terbaikmu kamu tunnjukkan dalam kemanfaatan Organisasi kampus. ketika kenikmatan perjuangan yang menyenangkan yang menghisasi wajahmu.

dalam hatimu di bumbui rasa haru akan kebebasan ber-Prestasi....,,
diri ini senantiasa tumbuh dan berkembang. takkan ada sesuatu hal yang menghgambat dirimu kawan.., Ketika Niat dan semangat membahana dalam hidupmu dan tindakanmu. Gelora diri senantisa berkobar tak kala kamu memenuhi ruang podium untuk berbicara banyak dan di perbanyak dengan kekuatnmu selama ini wahai kawan yang menuntut Ilmu.

Kembangkan Ilmu mu jauh dan terbang Melayang di penuhi dengan tindakan dan kekuatan yang senantiasa tumbuh dan terisi penuh dalam relung2 jiwa. Biarkan dirimu berekspresi dengan Prestasimu. dan Berikan yang Terbaik Untuk diri,Orglain, masyarakat, Agama, dan Bangsa dan Negara

Buailah dirimu dengan kekuatan maka engaku akan raih semangatnya...
Salam Ilmiah.....,,

semoga Bermanfaat..,


IMAJINATIF REKAYASA
"Tatang Kukuh W."
tatang_kukuh@yahoo.com
(Takkan akan pernah lelah seorang Pemuda itu untuk bermanfaat dan berprestasi)

Minggu, Mei 22, 2011

ingatan dalam tindakan


Ditulis Saat pulang dr Surabaya sesampainya di kost, tanggal 22 Mei 2011.
Apaapun kondisi nya., kita harus senantiasa kuat dan sadar bahwa sanya tidak ada pilihan untuk kita menjadi pemuda yang suka bersenang2. melakukan tindakan positif dan gerakkan hati ini untuk kebaikan. begitu pula dalam kondisi apapun yang membuat kita lali dalam mengarungi waktu2 disini(didunia)  maka alangkah indah nya pemuda-pemuda yang ingat akan Tuhan-Nya.

Hidup adalah pilihan sedangkan mati adalah kenicayaan. Hidup kita bebas memilih kita bebas berpikir, mau baik buruk nya kita  yaitu kita yang memilih tanpa seorangpun yang melarangnya kecuali Norma. sedang mati pasti terjadi tanpa seorangpun yang tau dan kapan terjadinya.  Apakah engkau Siap Hidup ? hidup sebanarnya butuh persiapan yang sudah dipersiapkan Alloh melalui orang tua kita dan Apakah Engkau Siap Mati? bekal apa yang kita bawa? rumah,mobil mewah uang melimpah? apa itu? kita hanya membawa amal dan ilmu yang bermanfaat.

jadi setiap tindakan tidak boleh di sia-siakan. di lakukan dengan baik hingga mencapai sempurna. termasuk amanah dalam kehidupan kita. ketika kita di beri tugas di muka bumi ini. maka hal yang utama ialah melakukan terbaik hingga sempurna. ketika kita ingin memilih  nilai 100 atau 70? maka kebanyakan orang berebut memilih nilai 100. namun kalau di kasih tau susahnya perjuangan mencapai 100, maka orang akan memilih dan puas cukup 70. hanya sedikit yang memilih 100 dengan konsekuensinya perjuangan beserta kesungguhan yang sempurna.

dalam melakukan tindakanpun setiap kali, setaip detik setiap langkah hidupmu. senantiasa ada yang menilai yaitu Alloh, makhluknya. misal: kita semena-mena dengan melakukan tindakan contoh kita menendang kambing atau makluk Alloh.., ketika kita perlakukan semacam itu kambing-pun akan akan menilai kt. mungkin sedrhananya gni, Kucing setiap kali di elus2 oleh yang punya. namun jika yang punya sekali melakukan tindakan memukul kucing itu pasti kucing itu trauma dan akan menjauhi si tuannya. ada cerita juga seseorang ketika membohongi ayam ketika memberi makan pun akan dinilai orang lain, dan ia tidak menjadi kepercaan orang lain. dalam keseharian kita pun hampir sama dengan itu kawan.

Semoga ini menjadi pengingat untuk penilis dan pembaca.

semoga Bermanfaat..,


IMAJINATIF REKAYASA
"Tatang Kukuh W."
tatang_kukuh@yahoo.com
(Takkan akan pernah lelah seorang Pemuda itu untuk bermanfaat dan berprestasi)

Selasa, Mei 10, 2011

Tautan Hati dalam Untaian Kekuatan

Ditulis Saat berada di Kost Menunggu Teman yang ingin Belajar SAP 2000, tanggal 10 Mei 2011 pukul 19.55. 

"Ketika Jiwamu dipenuhi bumbu semangat dan tindakan yang akan mengguncangkan dunia, ketika jiwamu yang selalu bangkit dan berkembang. ketika jiwamu menginginkan keinginan yang besar, ketika jiwa mu ingin melihat hidup bagaikan permainan... ketahui bahwa semua ada ujung nya dan akhir. dari mulai samapai akhir tertuang dalam kekuatan yang akan mendorong kita untuk bertindak dan mengeluarkan energi. Energi Raga, energi pikiran, energi kesabaran, energi kekuatan yang selalu tertancapkan kepada pemuda masa kini yang tau akan jati dirinya. Pemuda masa kini harus tau hakekatnya masa muda, tau hakekatnya diberi kekuatan baik pikiran, raga, kesehatan dan nampak kekuata yang takkan ada habis nya hingga ujung waktu yang di tentukan Oleh Pencipta alam raya ini.. yaitu Alloh Swt.

Ketika hakekatnya sudah punya. manusia akan mudah dalam melakukan tindakan dan beramal sesuai dengan apa yang ia sadari dalam hakekatnya sesuatu. mulai bangun tidur hingga tidur lagi ada heketa yang terpendam dan tersimpan bagai kekuatan jiwa yang membara. ketika kekuatan itu muncul maka tidaka akan ada satu pun yang bisan  mengalahkannya yaitu dalah Kemauan dan Semangat perbaikan.


Bila dihitung-hitung dalam skala kalkulator serba canggih sekarang ini. takkan mampun mengetahui semangat dan ke optimisan seseorang dalam menjalani hidupnya. terutama dgn Tuhannya. dalam beramanah pun semangat berkobar pemuda dan yang di muda kan oleh zaman ini (org Tua) akan selalu tumbuh dan berkembang bagai bunga yang sedang berkembang hingga layu dan menghasilkan buah dan buahnya jatuh menghasilkan sesuatu yang baru yaitu adalah Tumbuhan yang baru



Mari kawan jaga hati kita untuk berbuat yang semestinya untuk Alloh dan segala kemanfaatan yang memudahkan kita untuk meraih ridho-Nya. Amin


semoga Bermanfaat..,


IMAJINATIF REKAYASA
"Tatang Kukuh W."
tatang_kukuh@yahoo.com
(Takkan akan pernah lelah seorang Pemuda itu untuk bermanfaat dan berprestasi)

Sabtu, Mei 07, 2011

10 Muwassofat yang harus dipenuhi Seorang Muslim



Al-Qur’an dan Sunnah merupakan dua pusaka Rasulullah Saw yang harus selalu dirujuk oleh setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang amat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki oleh Al-Qur’an dan sunnah adalah pribadi yang shaleh, pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt.

Persepsi masyarakat tentang pribadi muslim memang berbeda-beda, bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyah, padahal itu hanyalah salah satu aspek yang harus lekat pada pribadi seorang muslim. Oleh karena itu standar pribadi muslim yang berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah merupakan sesuatu yang harus dirumuskan, sehingga menjadi acuan bagi pembentukan pribadi muslim.

Bila disederhanakan, sekurang-kurangnya ada sepuluh profil atau ciri khas yang harus lekat pada pribadi muslim.

1. Salimul Aqidah

Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam (QS 6:162).

Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

2. Shahihul Ibadah.

Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: “shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat”. Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq.

Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.

Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw ditutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung (QS 68:4).

4. Qowiyyul Jismi.

Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.
Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah (HR. Muslim).

5. Mutsaqqoful Fikri

Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: “pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: “Yang lebih dari keperluan”. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219).

Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatkan pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu.
Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah: “samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).

6. Mujahadatul Linafsihi.

Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatul linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu.

Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).

7. Harishun Ala Waqtihi.

Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya.

Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu”. Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi.

Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syuunihi.

Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya.

Dengan kata lain, suatu urusan dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasih ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.

9. Qodirun Alal Kasbi.

Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Kareitu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi.

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.

10. Nafi’un Lighoirihi.

Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Maka jangan sampai seorang muslim adanya tidak menggenapkan dan tidak adanya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya.
Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir).

Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.

Dikutip dari http://ash-shaff.org/index.php?option=com_content&task=view&id=51&Itemid=41