Laman

Senin, November 14, 2011

Metode Kerja Pondasi Bored Pile

1.   PENDAHULUAN
Seiring perkembangan jaman, pembangunan di Indonesia telah menyebar, tidak hanya terpusat di kota-kota besar saja, tapi telah merambah ke daerah-daerah, di seluruh pelosok tanah air. Dalam pembangunan tersebut banyak bangunan besar seperti gedung, jembatan, menara dan bangunan lain didirikan. Untuk menahan beban bangunan yang berat tersebut tentunya diperlukan pondasi yang kokoh. Apabila kondisi tanah di permukaan tidak mampu menahan bangunan tersebut, maka beban bangunan harus diteruskan ke lapisan tanah keras di bawahnya. Untuk itu sering dipakai konstruksi pondasi dalam berupa tiang pancang atau bored pile. Pondasi tiang pancang sering dipakai pada lahan yang masih luas dan kosong, dimana getaran yang ditimbulkan pada saat aktifitas pemancangan berlangsung tidak mengganggu lingkungan sekitarnya, Namun jika bangunan tersebut didirikan di lokasi yang telah padat penduduknya, maka getaran yang ditimbulkan akan menimbulkan masalah karena sangat mengganggu dan dapat merusak bangunan di sekitarnya. Dalam hal ini pemakaian pondasi bored pile merupakan pilihan pondasi yang tepat. Pada proyek besar dimana sarana transportasinya mendukung, dalam pembuatan bored pile sering digunakan alat berat berupa crane. Namun untuk proyek kecil apalagi jika sarana transportasinya kurang mendukung, penggunaan crane sering mengalami kesulitan karena untuk mobilisasinya dibutuhkan pendanaan yang cukup besar, sehingga biaya proyek menjadi tidak ekonomis lagi. 
2.  PROSES PENGEBORAN 
Pengeboran dengan sistem dry drilling : tanah dibor dengan menggunakan mata bor spiral dan diangkat setiap interval kedalaman 0,5 meter. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan. 
Pengeboran dengan sistem wash boring : tanah dikikis dengan menggunakan mata bor cross bit yang mempunyai kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/- 200 kg. Pengikisan tanah dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa sentrifugal 3″. Hal ini menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.
Setelah mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap berlangsung terus sampai cutting atau serpihan tanah betul-betul terangkat seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang bor diharapkan hasil pengecoran akan baik hasilnya. 

3.  PROSES PEMBERSIHAN LUBANG
Tahap kedua adalah pembersihan dasar lubang bor dari longsoran dan lumpur yang terjadi. Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih khusus (cleaning bucket) dengan ukuran yang sesuai dengan lubang bor. Untuk memastikan bahwa lubang tersebut sudah bersih, maka sebelum dan sesudah pembersihan harus dilakukan pengukuran kedalaman dasar lubang bor dengan menggunakan pita ukur. Waktu untuk pembersihan dan kedalaman dari lubang bor setelah pembersihan dilakukan ini harus dicatat pada piling records.

4.  PEMASANGAN BESI BETON DAN PIPA TREMIE 
Tahap ketiga adalah penyetelan/pemasangan besi beton dan tremie . Kerangka baja tulangan yang telah dirakit diangkat dengan bantuan diesel winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor.
Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Apabila kebutuhan baja tulangan lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat kawat beton dengan panjang overlap 30 - 40 D atau dengan cara las.
Setelah rangka baja tulangan terpasang, pipa tremi disambung dan dimasukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.
Apabila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang dengan memasang head kombinasi diameter 6″ ke diameter 2″. Dengan memompakan air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka runtuhan-runtuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan kembali.

5.  PENGUKURAN KEMBALI KEDALAMAN PENGEBORAN
Setelah tulangan terpasang di dalam lubang, maka harus dilakukan pengukuran kembali kedalaman lubang bor. Apabila ternyata terjadi pengurangan kedalaman lubang bor dibandingkan dengan kedalaman pada saat pembersihan selesai dilakukan, maka tulangan terpasang tersebut harns dikeluarkan dan pembersihan kembali lubang bor harus dilakukan

6.  PENGECORAN BETON 
a.      Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran beton ke dalam lubang bor. Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor pada pengecoran awal, digunakan kantong plastik yang telah diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton yang digantung di bagian dalam lubang tremi.
b.      Setelah tenaga cor siap, beton ditampung di dalam corong cor dan ditahan oleh bola-bola beton pada kantong plastik. Setelah cukup penuh, bola kantong plastik dilepas sehingga terdorong beton yang ada di dalam lubang tremi. Selanjutnya penuangan beton dilakukan dengan cepat sehingga cukup untuk mendorong air lumpur bor yang ada di dalam lubang tremi. Slump adukan beton untuk bored pile tidak boleh terlalu rendah (minimal 16 cm) sehingga mudah mengalir dan mendorong lumpur yang ada di dalam lubang bor.
c.       Pengecoran selanjutnya dilakukan secara kontinyu dan tidak terputus lebih dari 10 menit. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah keluar lubang.
d.      Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton biasanya beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, dilakukan hentakan hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu terbenam dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak kosong.
e.      Pipa tremi dilepas setiap 2 meter dan dilakukan setelah pipa tremi naik ke permukaan lubang lebih dari 2 meter.
f.        Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih dari lumpur. Bila pengecoran dihentikan di bawah permukaan tanah (karena perhitungan adanya galian tanah), maka tinggi pengecoran minimal harus 0,5 meter di atas level rencana bagian atas bored pile (sampai beton pada rencana bagian atas tidak tercampur Lumpur lagi).
g.      Pembersihan dan pemasangan kembali.
h.      Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan dibersihkan dari sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor berikutnya.



BOREPILE 2

1.     PROSES PENGEBORAN
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan rotary drilling machine yang dilengkapi dengan buckets, augers dan casing. Material bantu seperti bentonite atau sejenisnya, maupun alat bantu sepeni chisse/ untuk menembus lapisan keras jika dibutuhkan harus disiapkan sehingga pengeboran dapat dilakukan hingga mencapai kedalaman yang diinginkan.
Jika dijumpai lapisan pasir, maka pengeboran dilakukan dengan memakai casing baja, sedangkan untuk lapisan yang lunak dan air tanah yang tinggi, menggunakan bentonite dengan komposisi yang benar
Selama pembuatan lubang bor ini, dilakukan pengambilan contoh tanah pada posisi sebagai berikut :
a.       Dasar dari lubang bor
b.      0.50 m, 1.00 m, 1.50 m di atas dasar lubang bor.
c.       Dan setiap pernbahan lapisan tanah yang dijumpai pada saat pengeboran.
.
2.     PROSES PEMBERSIHAN LUBANG
Tahap kedua adalah pembersihan dasar lubang bor dari longsoran dan lumpur yang terjadi. Pembersihan harus dilakukan dengan alat pembersih khusus (cleaning bucket) dengan ukuran yang sesuai dengan lubang bor. Untuk memastikan bahwa lubang tersebut sudah bersih, maka sebelum dan sesudah pembersihan harus dilakukan pengukuran kedalaman dasar lubang bor dengan menggunakan pita ukur. Waktu untuk pembersihan dan kedalaman dari lubang bor setelah pembersihan dilakukan ini harus dicatat pada piling records.

3.     PEMASANGAN BESI BETON
Tahap ketiga adalah penyetelan/pemasangan besi beton. Jumlah besi beton dan panjangnya harus dibuat sesuai dengan gambar rencana. Tulangan harus sudah terangkai dan siap untuk dimasukkan ke dalam lubang bor setelah pembersihan lubang bor dilakukan. Apabila tulangan ternyata belum siap maka pembersihan lubang bor harus dilakukan kembali sampai tulangan tersebut siap dimasukkan.

4.     PENGUKURAN KEMBALI KEDALAMAN PENGEBORAN
Setelah tulangan terpasang di dalam lubang, maka harus dilakukan pengukuran kembali kedalaman lubang bor. Apabila ternyata terjadi pengurangan kedalaman lubang bor dibandingkan dengan kedalaman pada saat pembersihan selesai dilakukan, maka tulangan terpasang tersebut harns dikeluarkan dan pembersihan kembali lubang bor harus dilakukan

5.     PENGECORAN BETON
Tahap kelimat adalah pekerjaan pengecoran beton ke dalam lubang bor. Beton yang akan digunakan disiapkan di tempat pekerjaan, pada saat pembersihan sedang dilakukan, sehingga pengecoran dapat langsung dilakukan setelah pekerjaan sebelumnya disetujui oleh Konsultan Pengawas. Untuk pengecoran tersebut diperlukan pipa tremie dengan diameter yang sesuai. Ujung terbawah dari tremie diatur agar selalu berada di bawah permukaan beton minimal sedalam 1.0 meter. Hal ini dapat dimonitor dengan memperkirakan volume beton yang sudah dicor. Juga harus diperhatikan agar lumpur tidaksampai terjebak di dasar lubang. Pengeeoran dilakukan sedemikian sehingga akhir pengeeoran berada minimal 1.00 meter di atas Cut Off Level (COL).

6.      PEKERJAAN STRUKTUR – SITEWORKS – BORED PILE
PELAKSANAAN PENGEBORAN:
1.      Predrilling dengan menggunakan auger.
2.      Install casing. Memasang casing dengan penggetaran vibro hammer. Casing digunakan untuk mencegah runtuhan tanah pada lubang bor.
3.      Pengeboran hingga kedalaman rencana. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan auger atau bucket tergantung kedalaman rencana.

 4.   Jumlah besi beton dan panjangnya harus dibuat sesuai dengan gambar rencana. Tulangan harus sudah terangkai dan siap untuk dimasukkan ke dalam casing setelah pembersihan casing dilakukan
5.      Pengecoran beton pada lubang tulangan bored pile.
6.      Pencabutan tremy. Dengan dilakukan penggetaran menggunakan vibro hammer.

23 komentar:

  1. kurang lengkap, klo mau beli buku tentang boredpile yg berjudul apa ya yg lbh spesipik, sorry neh sy pemula....

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas ilmunya.. Saya izin mengcopynya.

    BalasHapus
  3. like this
    trimaksih bwat ilmunya izin copast hehehe.....

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Bagi rekan rekan kontraktor yang membutuhkan tenaga bore pile (dia 30cm,40cm,50cm)/ strauss pile (20cm,25cm,30cm,40cm) untuk wilayah jakarta dan sekitarnya bisa hubungi
    Supri 081210458104

    Dengan tenaga berpengalaman dan harga kompetitif, kami siap dengan anda

    BalasHapus
  6. perbedaan straus pile dengan bore pile apa sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Perbedaan strauss pile dan bor pile adalah dicara pengerjaannya, bila bor pile mata bor nya di putar dengan tenaga mesin sedangkan strauss di putar oleh tenaga manusia, pilihan diameter yang terbatas serta kemampuan mencapai kedalam tanah juga terbatas untuk strauss pile

      Http://strausspileblog.wordpress.com

      Hapus
  7. Kami dari CV. MITRA HADIKARYA PONDASI Engineering memberikan solusi untuk rekayasa Pondasi dengan didukung tenaga ahli dari lulusan perguruan tinggi yang berkompeten dalam bidang rekayasa pondasi kami siap memberikan perencanaan pondasi yang efisien untuk proyek teman teman semua, mulai dari Soil Investigation sampai penghitungan daya dukung ijin tanah yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan pondasi, segera hubungi kami Kantor 021-7326181 Hp. 081317004919 dengan Sdr. Suhadi Ir. Aziz, Ir Salijan Rejasentana MT. Terima kasih

    BalasHapus
  8. mau tanya Pak,kalo tulangan utk bored pile yg pjgnya 15 meter,itu sambungan tulangan berapa ya? atau misal tulangannya jadi 2 bagian, 7,5 m. terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. lebih Baiknya di tengah bentang pak,, seperti panjang lewatan 1/4L+10D dalam penyambungan dan tetap perhatikan sengkang di tengah bentang...

      Hapus
  9. tanah rawa rawa kedalaman 25 meter tanah keras apakah cocok dgn metode wash boring lalu diberi casing pipa paralon pvc.. terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Casing hanya di gunakan sebagai alat bantu sementara permukaan atas terjadi kelongsoran. Apa bila dalam pelaksanaan wash boring di permukaan atas rawan longsor barulah kita memakai casing sementara sampai tahap pengecoran.

      Hapus
  10. hampir mirip dengan metode mini bore pile, hanya berbeda sedikit metode dan peralatannya.. terimakasih untuk info bored pile nya

    BalasHapus
  11. Alat bore pile sekarang sudah semakin modern, tetapi secara fungsi masih tetap sama, terimakasih untuk artikelnya.

    BalasHapus
  12. Jika titik bore pile sudah di bor, dan telah dipasang kan besi, namun pengecoran baru dilakukan seminggu kemudian, apakah akan jadi masalah?

    BalasHapus
  13. Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...

    Kami menjual aneka Kapur :
    - Kapur Aktif / Cao / Kalsium Oksida.
    - Kapur Padam / CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    - Kapur Tepung / CaCo3 /Kalsium Karbonat / Kapur pertanian /Kaptan .
    - Zeolite .
    - Bentonite .
    - Dolomite dll.

    Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :

    Bpk Asep 081281774186
    085793333234

    Jln. Padalarang - Bandung Barat.

    Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.



    BalasHapus
  14. Ada kerja kosong tidak bos buat ikat besi

    BalasHapus
  15. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus