Manajemen sistem transportasi adalah suatu bentuk perencanaan dan kebijakan transportasi perkotaan yang bertujuan untuk mempertinggi efisiensi, optimasi sistem jaringan yang ada.( Ir.Djumari,MT, Pengantar Sistem transportasi, 2008). Manajemen ini meliputi beberapa multi sektor yang saling berketerkaitan satu sama lain yang berpangkal di sebuah sistem yang di sebut sistem transportasi. Orientasi dalam manajemen transportasi ini di bagi menjadi 2 yaitu jangka pendek, jangka menengah dengan beaya yang relatif murah.
Di kota surakarta ini termasuk katagori kota yang padat penduduk dengan berbagai masalah transportasi yang sangat kompleks. Manajemen transportasi di kota surakarta in cenderung belum tersusun secara skematis maka perlu memanajemen kembali tata pertransportasian kota. Langkah ini diambil dimana kita bisa mereview ulang atau pengkajian ulang kebijakan pemerintah kota yang kurang memperhatikan masalah transportasi surakarta sacara menyeluruh. Disini kita mengkaji sejauh mana perlunya memanajemen transportasi untuk suatu kota khusus nya surakarta. Aspek utama dalam hal ini adalah optimalnya jaringan fasilitas transport yang ada.
Menurut pakar transportasi kota surakarta Ir.Djumari,MT Optimasi ini bertujuaan untuk :
1. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas jasa transportasi yang sudah ada
2. Mempertinggi efisiensi transportasi yang sudah ada
3. Menekan beaya peningkatan kwalitas dan efisiensi sistem transportasi yang sudah ada.
4. Meminimkan dampak lingkungan dari adanya jasa transportasi dan fasilitas trasportasi yang sudah ada.
5. Informasi dampak sosial dan ekonomi yang positif dan mengurangi dampak negatif dari fasilitas transportasi yang sudah ada
Dari uraian diatas maka sangat penting untuk menata ulang manajemen sistem transportasi. di sisi lain aspek-aspek yang terlibat antara lain
Pertama aspek peningkatan kwalitas jasa pelayanan. contoh: memperpendek jarak tempuh pergerakan, mengurangi biaya tempuh pergerakan,mempertinggi keselamatan pergerakan, mempertinggi keamanan&kenyamanan, memperbaiki kemudahan fasilitas transportasi yang sudah ada,memperbaiki kehandalan transportasi yang sudah ada.
Kedua aspek mempertinggi efisiensi. Contoh : mengurangi pemakaian kendaran/mobil pribadi, pemakaian kendaraan umum ditingkatkan, pemakaian sepeda angin dan pejalan kaki, mempertinggi kapasitas transportasi yang sudah ada.
Ketiga aspek biaya dan efisiensi sistem. Contoh : meminimkan biaya investasi/kapital, menekan biaya operasi.
Keempat aspek dampak lingkungan. Contoh : mengurangi kebisingan, mengurangi polusi udara, mengurangi penggunaan energi.
Kelima aspek informasi dampak sosial yang positif. Contoh : pelayannan transportasi khusus pada segolongan masyarakat yang kurang beruntung( misal cacat), distribusi pelayanan dan beaya transportasi yang lebih merata dan adil,mengurangi penggusuran.
kok Rossi yang di manage transpot??
BalasHapus