Tentang Aku

ketika kita ingin memilih nilai 100 atau 70? maka kebanyakan orang berebut memilih nilai 100. namun kalau di kasih tau susahnya perjuangan mencapai 100, maka orang akan memilih dan puas cukup 70. hanya sedikit yang memilih 100 dengan konsekuensinya perjuangan beserta kesungguhan azzam (tekad) yang sempurna.

Kamis, Juni 24, 2010

”Penggunaan Discarded Building Materials untuk Rigid Pavement Menggunakan Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I, Berdasarkan Potensi Kerawanan Gempa Bumi Indonesia”

ABSTRAK


Penggunaan material dalam pembuatan konstruksi rumah, gedung, jalan yang  bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun. Pendayagunaan sumber daya alam yang semakin banyak dan berlebih  dari masa ke masa suatu saat nanti akan menyebabkan terjadinya berbagai macam kelangkaan, baik ekonomis material itu sendiri maupun kelangkaan jumlah,  kualitas dan berbagai kerusakan lingkungan.

Discarded building material merupakan material sampah dari bangunan. Umumnya  berupa bongkahan-bongkahan beton sisa perobohan bangunan, sisa hancurnya bangunan karena bencana alam, bongkahan kerusakan perkerasan beton di jalan (Road pavement concrete), silinder hasil test laboratorium dan lain sebagainya yang kesemuanya itu adalah material semen dan beton. Discarded building material (DBM) yang digunakan, yaitu sebagai pengganti sebagian agregat pada pembuatan beton dengan mengolah kembali Recycle materialnya yang berupa re-use agregat dan semen yang ada pada DBM tersebut sehingga menciptakan ukuran agregat dengan diameter tertentu. Pada dasarnya dengan pengunaan komposisi teknologi yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan sehingga mendapatkan hasil yang baik dengan prinsip homogenitas.

Dengan adaya discarded building material diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi jumlah penggunaan agregat alam dan juga menjaga keserasian melindungi alam dari pengaruh negative dari pembangunan dan pembongkaran.

Kata kunci : discarded building material, agregat, alternatif


Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan material alam bahan bangunan dan tidak sedikit penggunaannya dalam pembuatan konstruksi rumah, gedung, jalan yang  bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk. Pendayagunaan sumber daya alam yang semakin banyak dan berlebih  dari masa ke masa suatu saat nanti akan menyebabkan terjadinya berbagai macam kelangkaan, baik ekonomis material itu sendiri maupun kelangkaan jumlah,  kualitas dan berbagai kerusakan lingkungan.
   
Sebagai contoh terjadinya gempa di sekitar wilayah indonesia 1 Oktober 2009, Rehab terhadap rumah yang rusak berat hingga rusak ringan di Kota Padang dan Pariaman berjumlah hampir 250.000 unit, atau sekitar 30 persen dari 700.000 unit jumlah rumah yang ada disana.(Sekwilda, Komisi VIII DPR RI dengan BNPB dan Pemda Jabar dan Sumbar). Bila di kaitkan dengan bencana yang lainnya maka dapat di perkirakan mencapai 15 juta m3 untuk material rombakan akibat Konstruksi dan Pembongkaran kembali (construction and demolition) untuk setiap tahunnya di Indonesia. Rumah dan gedung yang rusak akibat gempa bumi menumpuk hingga menjadi sampah bangunan yang terbuang sia-sia. Peningkatan kebutuhan material ini tergantung dari pasokan alam dan kebutuhan akan pembangunan yang di rencanakan juga adanya bencana sewaktu-waktu.

Di Pulau Jawa, gempa besar terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada pagi hari tanggal 27 mei 2006. DIY di guncang gempa salama 57 detik dengan kekuatan 5,9 skala richter. Dampak dari gempa terhadap struktur bangunan dapat dilihat dalam Tabel 1.1. dan diketahui bahwa Total kerusakan rumah penduduk rata dengan tanah 126.932 rumah, rusak berat 183.398 rumah, Rusak ringan 259.816 rumah. (Akhmad Muktaf Haifani, 2008). Dari banyaknya rumah penduduk yang rata dengan tanah timbul masalah lagi, mau di buang kemana sisa-sisa reruntuhan bahan bangunan dan bila, mau dikelola bagaimana proses pengelolaannya. Dampak gempa bumi terhadap bangunan yang terjadi di Yogyakarta 27 Mei 2006 dapat dilihat pada Gambar



Perkerasan kaku (rigid Pavement) yaitu perkerasan yang bahan utamanya pelat beton dan semen Ordinary Portland Cement dan terdapat lapisan pondasi, dan kesemuanya akan mendistribusikan beban terhadap bidang area yang luas sehingga bagian terbesar dari  kapasitas perkerasan diperoleh dari slab tersebut. Pada perkerasan kaku ini sebagian materialnya dari discarded building material yang di subtitusikan ke rigid pavement. Perkerasan kaku ini merupakan perkerasan yang kuat dengan proses transfer bebannya merata di setiap luas areanya, maka di sering katakan sebagai konsruksi perkerasan yang kuat dan awet. Perbedaaan pola distribusi beban pada perkerasan kaku dan lentur dapat dilihat pada Gambar


Material buangan dari bahan bangunan (discarded building material) berupa bongkahan-bongkahan beton sisa perobohan bangunan, sisa hancurnya bangunan karena bencana alam, bongkahan kerusakan perkerasan beton di jalan (Road pavement concrete), silinder hasil test laboratorium yang banyak jumlahnya terbuang sia-sia , dan lain sebagainya yang kesemuanya itu berdasar dengan material semen dan beton.

Pengolahan sampah sisa dari bangunan dapat dijadikan alternative konservasi sumber daya alam yang menguntungkan. Selain dapat menimbulkan pengaruh yang baik bagi lingkungan, pengolahan sampah bahan bangunan dapat dijadikan bisnis yang menguntungkan karena dapat dilakukan dengan modal yang tidak begitu banyak. Modal investasi yangt dibutuhkan untuk bisnis daur ulang sampah bangunana adalah sebesar 4,40 sampai dengan 8,80 Dolar amerika per ton dari kapasitas tampungan per tahun, sedang utuk biaya pengolahan uang yang dibutuhkan sekitar 2,76 sampai dengan 6,61 dolar amerika per ton sesuai dengan ukuran operasinya. Haraga jual hasil daur ulang sampah bahan bangunan ini bernilai 1 sampai 18 dolar amerika, berbeda-beda tergantung kondisi daerah. (Wilburn dan Goonan,1998).

Ordinary Portland Cement (OPC) Merupakan salah satu dari produk dari Semen tiga roda yang tergolong tipe Semen I, OPC Tipe I merupakan semen kualitas tinggi yang sesuai untuk berbagai penggunaan, seperti konstruksi rumah, gedung tinggi, jembatan, dan jalan. panas hidrasi yang di timbulkan OPC sedang kerena memiliki kandungan C3S rata-rata bereaksi sedang (moderate) dan mencapai kekuatan tinggi.

Kajian mengenai penggunaan material buangan ini sangat penting untuk di kaji mengingat seiring bertambahnya perkembangan zaman akan kebutuhan dan sumber daya alam di dunia semakin sedikit serta menjadikan manfaat barang yang terbuang melalui proses Penggunaan discarded building materials.

IMAJINATIF REKAYASA
"Tatang Kukuh W."
tatang_kukuh@yahoo.com (seoarang pemuda yg tak akan lelah untuk bermanfaat dan berprestasi)

Selasa, Juni 22, 2010

Earthquake Disaster management and Mitigation Case Study of Yogyakarta Earthquake May 27th, 2006

Earthquake is a land movement phenomenon caused by seismic wave pass that radiated by elastic energy of the source deep under earth.

Tectonic Earthquake
In the 20th and 21st century..big Tectonic Earthquake was happen until 32 times in the world with all those kind of the impact. (Source: Evi Rine Hartuti,2009)

Analysis:
Analysis of Earthquakes Potential in Indonesia
Management and Mitigation Analysis
Construction Quake resistance Analysis
Earthquake disaster Impact Analysis
Return Period earthquake analysis (by Probability)
External Potential Analysis

Management and Mitigation Analysis
Earthquakes Mitigation and management processes are several actions that should be taken in order to the occurrence of a disaster in the context of disaster risk reduction that integrated with a system of sustainable development. Risks posed by the earthquake of human life including good regional planning and provision of information and communication media which are critical and up to date as a means of disaster response. Earthquake mitigation model includes the concept of Main and First Plan Disaster Mitigation Management must be implemented in order to reduce the impact of earthquake disasters

External Potential Analysis:
Dinas Sosial (social department)
Tentara Nasional Indonesia (indonesian Army and Air Force)
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Research and Rescue (SAR)
Rumah Sakit (Hospital/ICU)
Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS/Public Medical Center)
Polisi Daerah (Police)
Satuan Pelaksana penanggulangan bencana dan pengungsi (SATLAK PBP)
Satuan Koordinasi Pelaksanaan Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (SATKORLAK PBP)
Hansip/Linmas/Public Security
Palang Merah Indonesia (PMI/Indonesian National red Cross)
Kepala Desa (Distric Officer)
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/Non-Govermental Organisation)
Media Massa (mass media)
Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB)

With reference to the base of natural disasters especially earthquakes that can not be known when and where it occurs, therefore in all of these management processes and mitigation needs of the role between academics, community and government in the follow-up earthquake. Thus the necessary coordination and cooperation, supporting institutions each other respective roles.

The Picture Show Children Save to Earthquake

 
The Picture Show  Earthquake Phenomenan

 
The Picture Show  Earthquake Source

 The Picture Show  Earthquake Resistance Building

       The Picture Show Seismograf  from Earthquake Disaster

      The Picture Show Help Location  from Earthquake Disaster

"Rangkuman yang sedikit ini merupakan karya tulis saya daat Lomba mahasiswa Prestasi Fakultas teknik UNS, Alhamdulilah Mendapat Juara 2"
IMAJINATIF REKAYASA
"Tatang Kukuh W."
tatang_kukuh@yahoo.com (seoarang pemuda yg tak akan lelah untuk berprestasi)